"Cerita Sedih" Kisah Perjuangan Seorang Ayah Yang Memotivasi

Aku akan "cerita" tentang "cerita sedih" kisah perjuangan seorang ayah untuk menghidupi keluarganya.

di "cerita" kan tentang kehidupan seorang ayah yang begitu peduli dan sangat mencintai keluarganya, ia seorang ayah dengan penghasilan ala kadar nya hanya untuk memenuhi kebutuhan makan saja, ia banting tulang bekerja apa saja yang bisa ia lakukan demi menghidupi keluarga nya.

di "cerita" bahwa ia tidak memiliki pekerjaan tetap alias pengangguran, ia mencari uang receh demi receh dengan cara menjual dagangan asongan atau boleh disebut pedagang asongan, ia tak pernah mengeluh untuk bisa mendapatkan uang, walaupun panas terik yang menyengat kulit nya, ia tetap berjuang.

di "cerita" kan bahwa ia memiliki dua orang anak, satu pria dan satu wanita, kedua anaknya masih duduk di bangku SMP dan SMA, kedua anak nya baik dan pintar, namun kekurangan nya adalah perekonomian keluarganya yang begitu terpuruk.

di "cerita" kan bahwa seorang ayah itu hanya lulusan Sekolah Dasar, karena dahulu nya ia dilahirkan dalam keadaan perekonomian yang terpuruk, sehingga tidak bisa melanjutkan endidikan ke tingkat tinggi. Namun seorang ayah itu tidak pantang menyerah begitu saja, ia sangat bekerja keras untuk bisa membiayai pendidikan kedua anaknya.

di "cerita" kan seorang ayah itu sedang meratapi kesedihan nya sambil duduk di bawah pohon rindang, sambil meneteskan air mata nya, sedang merenung memikirkan masa depan anak nya. Ia tidak peduli dengan profesi yang sedang ia jalani menjadi seorang pedagang asongan. bagi nya ini pekerjaan yang halal dan yang paling penting kedua anak nya bisa mencapai pendidikan yang lebih tinggi, ia tidak ingin anak nya bernasib sama dengan dirinya, karena bagi nya cukup saya yang mendapatkan kesedihan ini, da selalu berdoa bahwa jangan menimpa kepada anak-anak nya.

Suatu ketika kejadian "sedih" menghampiri keluarga nya, ketika ia sedang bekerja dan anak-anak nya sedang sekolah, dan istri nya sedang pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan keluarganya, tiba tiba rumah panggung nya terjadi insiden kebakaran hebat entah apa penyebabnya, rumah panggung atau bisa dibilang bgubuk itu terbakar habis sampai barang barang nya habis tiada tersisa, termasuk uang tabungan nya di rumah nya itu ikut terbakar, padahal uang tabungan itu ia persiapkan untuk anak nya sebagai biaya jenjang pendidikan selanjutnya.

Seorang ayah itu terkejut dan menangis, berteriak histeris mengetahui musibah yang ia alami kepada dirinya dan keluarga nya, juga istri nya terlihat terkejut ketika pulang dari pasar dan melihat rumah nya porak poranda terlahap si jago merah itu, tetangga nya dan petugas pemadam kebakaran terlihat bergotong royong menyelamatkan rumahnya, namun tiada daya karena rumah panggung itu terbuat dari material mudah terbakar.

Waktu terus berlalu, seorang ayah yang malang itu, menghampiri kedua anak nya dan juga istri nya, lalu ia berkata, nak maaf ayah tidak bisa membayar biaya pendidikan kalian berdua, ayah memang payah, ditambah musibah kebakaran yang menghanguskan hasil jerihpayah nya karena kebodohan ayah yang tidak menyimpan tabungan di bank, dan ini harus kita terima keadaan nya ya. Serentak seorang ayah itu tidak bisa menahan rasa sedih, lalu sekeluarga itu menangis, dan memikirkan akan tinggal dimana.

Berjalanya waktu sekeluarga itu akhirnya menyewa kamar kos, dan tinggal di kamar yang kecil, yang dihuni satu keluarga, kedua anak itu berkata, ayah.. bagaimana dengan nasib pendidikan kita, sontak ia menjawab, ayah akan usahakan agar kalian berdua bisa tetap melanjutkan sekolah karena ayah sudah berjanji pada diri ayah sendiri ujar nya.

Seiring bejalanya waktu ia beralih profesi dari menjadi pedagang asongan, ia mencoba meminjam uang kepada rekan nya untuk memulai berbisnis kecil yaitu menjadi penjual sepeda bekas di sebuah pasar loak.Ia diberikan pinjaman modal satu juta rupiah, dan ia langsung mencari barang jualanya dan mendapatkan tiga sepeda bekas, lalu ia mulai berusaha menjualnya dengan menyewa sebuah lapak di pasar loak. Tak diduga ia berhasil menjual sepeda satu unit, dan ia merasa senang bisa terjual, dan di hari berikut nya terjadi penjualan satu unit lagi, namun sekarang ia sudah balik modal, lalu mengembalikan uang pinjaman kepada rekan nya. Pada hari berikutnya satu unit sepeda itu tidak terjual dan sepi sekali tidak ada pembeli yang menghampiri lapak nya, lalu ia mulai merenung bagaimana ini belum ada laba yang bisa di ambil, lalu datanglah seorang pria ke lapaknya dan bertanya, pak apakah sepeda ini di jual ? sontak ia menjawab iya sepeda ini akan aku jual, seorang pria itu mencoba mengetes dan melihat kondisi sepeda nya dan teringat bahwa sepeda yang dijual  adalah sepeda miliknya yang ia jual saat dahulu ketika ia terpuruk, tak diduga bahwa ia teringat sebuah kenangan masa kelam, ternyata seorang pria itu dahulu nya bernasib sama dan sekarang telah sukses, lalu ia berkata saya mau beli sepeda ini sepuluh juta rupiah, sontak seorang ayah malang itu terkejut dan merasa riang gembira.

Seiring berjalan nya waktu seorang pria itu mengajak seorang ayah dari keluarga yang malang itu untuk berbisnis bersama, yakni menjual sepeda di toko milik pria itu, lambat laun seorang ayah yang malang itu berubah derajat kehidupanya, ia menjadi di angkat manager di toko sepeda yang dimiliki pria tersebut, karena mungkin pria misterius ini mempercayai bahwa seorang ayah dari keluarga sederhana memiliki kisah yang sama dengan dirinya dan yakin bahwa akan berjiwa besar untuk bisa menjalani bisnis bersama karena dari kepedihan itu tuhan pasti memberi jalan kepada orang yang selalu sabar dan berusaha serta berdoa.

Kini seorang ayah yang ketika dahulu nya bernasip buruk dengan keluarga nya, kini seorang ayah yang malang itu berubah menjadi seorang pembisnis yang pandai dan mulai memberi rumah dan membiayai pendidikan anak nya hingga ke perguruan tinggi.

Kisah ini memberikan motivasi kepada kita bahwa suatu ke"sedih"an bisa membuat kebahagiaan kelak jika kita punya sebuah harapan untu bangkit dari keterpurukan.

sekian dan terima kasih.

Tags : #cerita sedih

Share This :

Tresna Ferdiana